3.1.a.4. Eksplorasi Konsep Modul 3.1 Wisnu Wirandi, M.Sn. Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Kab. Lebak

3.1.a.4. Eksplorasi Konsep Modul 3.1 Wisnu Wirandi, M.Sn. Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Kabupaten Lebak 

MODUL 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin


TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS CGP dapat menjelaskan pentingnya konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin dalam sekolah sebagai institusi moral. CGP dapat menjelaskan pentingnya pengambilan keputusan seorang pemimpin yang berdasarkan 3 unsur yaitu berpihak pada murid, bertanggung jawab, serta berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal. CGP bersikap reflektif, kritis, dan terbuka dalam menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan dilema etika.









TUGAS MANDIRI 
Tugas: Sekarang, pilihlah 1 kasus dilema etika yang pernah Anda hadapi, kemudian terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus yang Anda pilih tersebut, berdasarkan tahapan berikut ini: 1. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut? 2. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut? 3. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut? 








TUGAS MANDIRI 4. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut: Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal) Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi) Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi) Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di media cetak/elektronik maupun viral di media sosial? Apakah anda merasa nyaman? (Uji Publikasi) Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini? 5. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?











TUGAS MANDIRI 6. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai? 7. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyele- saikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)? 8. Apa keputusan yang akan Anda ambil? 9. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

JAWABAN 1. Nilai yang paling bertentangan dalam kasus saya adalah ‘kedisiplinan’. 2. Situasi tersebut melibatkan kepala sekolah, saya sebagai guru kelas, dan murid sebagai pelakunya. 3. Awalnya ada peraturan bagi murid laki-laki yang rambutnya panjang harus dicukur dan bagi yang melanggar akan dipotong paksa oleh guru yang tentunya dengan model sekedarnya saja. Setelah diberi tenggang waktu 3 hari, ternyata masih ada seorang murid yang rambutnya belum dicukur juga dengan alasan orang tua masih sibuk bekerja. 














JAWABAN 4. Pengujian benar atau salah: Uji legal: Bukan termasuk pelanggaran hukum, termasuk dilema etika. Uji regulasi: Terdapat pelanggaran peraturan yang disebabkan kesibukan orang tua bekerja. Uji intuisi: Dalam situasi ini sebenarnya tidak ada yang salah karena murid tersebut sudah minta kepada orang tuanya mengantar ke tukang cukur, namun orang tua masih belum sempat karena sibuk bekerja. Uji publikasi: Saya merasa tidak nyaman jika keputusan saya dipublikasikan di media cetak/elektronik maupun viral di media sosial karena itu merupakan bagian dari privasi saya yang tidak boleh diketahui oleh semua orang. Jika mengalami hal ini, maka panutan/idola saya tentu akan mengambil keputusan yang sama dengan yang saya ambil karena kami sama-sama tidak tega menghukum murid tersebut.














JAWABAN 5. Paradigma yang terjadi pada kasus yang saya alami adalah rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy). 6. Pada kasus ini saya memakai prinsip berpikir berbasis rasa peduli (care-based thinking). 7. Penyelesaian kreatif yang tidak terpikir sebelumnya (investigasi opsi trilemma) untuk menyelesaikan masalah ini adalah saya akan menghubungi saudara terdekatnya untuk mengingatkan orang tua agar segera mengantar anaknya memotong rambut. 8. Saya memutuskan untuk menunda pemberian hukuman tersebut dan memberi waktu tambahan selama 2 hari untuk memotong rambutnya. 9. Setelah saya refleksikan, menurut saya keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat dan bijaksana karena tidak langsung menghukum dengan memberi waktu tambahan agar murid tersebut memiliki kesempatan memperbaiki kesalahannya.

LihatTutupKomentar